Sabtu, 26 Februari 2011

TWO MIEN NEM ~ Cerpen Dimas Arika Mihardja

WANITA setengah baya itu aslinya kukenal sebagai Tuminem, tetapi lantaran dipaksa oleh keadaan, di KTP-nya tertulis Two Mien Nem. Siang hari ia bekerja sebagai pramuwisma, tenaga kerja wanita, atau lazim disebut sebagai pembantu rumah tangga. Malam harinya, ia mangkal di kawasan Pucuk Dicinta Ramarama--sebuah kawasan prostitusi ilegal yang pajak dan pendapatannya dimasukkan ke dalam aset kota ini. Malam itu, Two Mien Nem lari tergopoh-gopoh mendekatiku, "Tolonglah aku mas. Aku sungguh takberdaya menghadapi semua ini, " katanya sambilterisak-isak.
     "Lha, ada persoalan apa to? Lha,mbok terus terang saja, barangkali aku bisa membantu. Tapi mbok ya jangan pake mewek segala to. Hayo, katakan saja terus terang, ada apa?"
     Two Mien Nem tak segera membuka bibirnya yang sexy. Bibir itu bergetar seakan mengisyaratkan ada beban perasaan yang menekan. Isaknya bertambah keras. Ia tampak berusaha keras menahan beban perasaan itu. Akibatnya, air matanya menderas membasahi pipinya yang seperti lebah bergantung itu. Isaknya kian keras hingga dada yang menyangga payudara yang sedikit terbuka itu pun berguncang-guncang. Bocah lelaki usia setahun yang ada di pangkuannya, lekat dalam pelukannya. Kepala bocah itu ikut terguncang-guncang. Bocah itu lekat menatap wajah ibunya,dan entah kenapa bocah itu turut menangis.
     "Mak, ma-em," rengek bocah lelaki itu, "lapar  Mak..."
     "Hus, cep, diamlah. Aku juga lapar. Ibu juga haus"
     "Mak, mimik cucu", tangan bocah itu lalu merogoh susu Two Mien Nem.
     "Diamlah sayang, diam. Emak juga haus. Bertahun-tahun emakmu kehausan. Diamlah. Emakmu tak bisa lagi memberimu air susu> Air susu emak telah habis dikuras lelaki iseng."
     Bocah itu tak mau diam. Ia bahkan berteriak-teriak bahkan menjerit hingga Two Mien Nem terpaksa membungkam mulut si anak dengan tangannya. Aku tak tinggal diam. Sebagai satpam aku harus bertindak demi menjaga kawasan Pucuk Dicinta Ramarama, "Hayo ikut aku!"
     Two Mien Nem kuseret ke rumah kontrakan. Sesampai di dalam rumah, kuperintahkan agar Two Mien Nem dan anaknya bersitirahat, "Tidurlah di kamar ini. Malam ini kau tak perlu beroperasi. Kasihan si kecil.  Angin malam tak baik untukkesehatannya."
     "Tapi..."
     "Tidur sajalah. Anggap rumah sendiri. Aku harus kembali ke lokasi, sebab malam ini ada kunjungan istomewa dari cukong dan bandar narkoba. Aku harus mengantarkan pesanan yang diminta. Tidur sajalah. Oh, ya, kalau kau lapar itu ada sisa nasi dan ikan asin yang bisa kau makan, atau jika mau masakkan mie instan buat anak lelakimu."
     Malam itu Two Mien Nem tak dapat memejamkan mata.  Setiap matanya terpejam, bayangan masa lalunya datang membayang-bayangi seperti hantu. Sambil membelai dan mengelus-elus rambut anak lelakinya, ia berusaha mengeyahkan bayangan masa lalu yang membuatnya terdampar di kota dan membuatnya terlunta-lunta dalamkeadaan luka.
                                                                                 +++
     Peristiwa lima tahun lalu masih segar dalam ingatannya. Saat itu ia harus meninggalkan kampung halaman,karena ada pembangunan waduk raksasa di wilayahnya "Tum, lebih baik kau pergi ke kota bersamaku' buujuk Wakidi suatu hari, 'ya, daripada ikut transmigrasi di daerah tandus dan asing. Di kota, kau dengan mudah mendapatkan uang dan pekerjaan."
     "Tapi, apa yang dapat kulakukan di kota? Sedikit pun aku tak memiliki keterampilan."
     "Kau lihat sendiri, apa yang telah kuperoleh saat ini. Ini adalah bukti bahwa tanpa keterampilan dan ijazah, aku bisa sukses di kota."
     Dalam pandangan Tuminem waktu itu, Wakidi adalah seorang yang pantas dipercaya. Penampilannya perlente dan keren. Gaya bicara Wakidi meyakinkan. Itulah sebabnya,tanpa pikir panjang ia memutuskan untuk mengikuti ajakan Wakidi ke kota. Esok paginya, Tuminem berangkat ke kota bersama mobil mewah yang dibawa Wakidi. Tuminem tak menaruh curiga tatkala mobil yang dikendarai oleh Wakidi berhenti di pinggir jalan. Tuminem mengedarkan pandangan di kiri dan kanan jalan yang penuh ditumbuhi semak dan perdu. Wakidi turun dari mobil dan membuka kap mobil untuk memeriksa mesin. Tangannya sibuk memegang kabel, memeriksa tabung oli, dan katup aki. Di tengah kesibukannya, sebenarnya Wakidi sedang mencari cara bagaimana mempedaya Tuminem, gadis yang lugu dan ayu, bunga desa yang sedang tumbuh mekar dengan keindahannya tersendiri.
     "Wah, gawat,mobil rusak, " ujar Wakidi sekenanya.
     "Rusak?"
     "Ya, sebaiknya engkau turun dulu Tum. Kita bisa istirahat dulu di bawah pohon besar itu," tangan Wakidi menunjuk ke sebuah pohon besar di pinggir jalan, agak jauh ke bukit. Untuk sampai ke pohon besar itu, harus dilalui lorong dan jalan berliku di antara semak dan perdu. "Di sana kita bisa sarapan dulu Tum," ujar Wakidi sembari menyodorkan nasi bungkus.
     "Tuminem menuruti perkataan Wakidi. Mereka berdua berjalan beriring menapaki lorong di antara semak dan perdu. Pemandanagan di tempat itu mengingatkan kita pada gambaran film nasional yang menggambarkan lokasi untuk adegan perkosaan. Ya, di tempat yang serama dan sepi itu, Tuminem dijadikan sarapan Wakidi. Tuminem berusaha berontak saat Wakidi mulai menunjukkan isyarat kurang ajar menjamah bagian tubuhnya dan melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Tuminem. Usaha Tuminem sia-sia. Wakidi ternyata lebih kuat dan lebih berpengalaman menundukkan seeorang perempuan. Tuminem akhirnya tercampak di antara semak. Ia ditinggal pergi oleh Wakidi.
                                                                                    +++
Two Mien Nem masih mengusap rambut anak lelakinya. Dari kedua ssutu matanya meluncur butiran bening membasahi kedua pipinya. Dengan punggung tangan ia mengusap aliran air mata itu. Sebisanya, Two Mien Nem berusaha memejamkan matanya. Setiap kali matanya terpejam, bayangan masa lalunya yang suram kembali menerornya. Bagi Two Mien Nem, waktu itu, Tuan Anggodo adalah tempat berlindung setelah tercampak karena ulah Wakidi. Saat itu, tuan Anggodolah yang datang sebagai penyelamat dan membawanya ke kota. Tuan Anggodo telah bermurah hati memberi tumpangan dan mengajaknya sampai ke kota. Saat itu ia diminta tinggal di rumah mewah keluarga besar Tuan Anggodo. Tuminem saat itu diminta Tuan Anggodo di rumah mewahnya.
     Telah tiga tahun Tuminem yang wajahnya seperti gadis etnis Cina itu  menyandang nama baru: Two Mien Nem. Two Mien Nem oleh Tuan Anggodo diminta membantu membersihkan rumah dan perabot yang ada di dalamnya, bahkan ia diberi kesempatan pula mengikuti kursus kecantikan di Salon terkenal di kota itu. Tetapi, memasukipertengahan tahun, malapetaka pun kembali menimpa Two Mien Nem. Anggoro, anak tuan Anggodo, waktu itu pulang dari studi di Amerika. Dalam pandangan mata Two Mien Nem, ada sorot mata aneh saat bertatapan pandang dengan Anggoro. Two Mien nem merasakan pandangan aneh dari sorot mata Anggoro, semacam pandangan orang jatuh cinta.
     Malam itu keluarga besar Tuan Anggodo pergi menghadiri resepsi pernikahan kerabatnya di sebuah hotel mewah di kota ini. Saat itu, Two Mien Nem tinggal sendiri di rumah sembari menikmati film kesayangannya "Titanic". Tuminem suka dengan kisah di dalam film itu, sebuah kisah romantik yang dianggapnya tragik tetapi menarik. Begitu asyiknya Two Mien Nem menikmati adegan film "Titanic", ia tidak menyadari bahwa Anggoro telah berdiri di belakangnya, "Tum, lihatlah, aku bawakan video film baru yang lebih seru dibanding "Titanic" kesukaanmku itu. Putarlah," ujar Anggoro sembari mengulurkan video yang dibawanya.
     Two Mien Nem menerima uluran video dari tangan Anggoro untuk kemudian memasangnya. Tuminem tiba-tiba badannya menggigil dan bergetar begitu menyaksikan gambar film yang baru saja di tayangkannya. Di sebuah kolam renang, sepasang insan,lelaki dan wanita melakukan adegan intim, secara halus,lembut, santun, dan bercita rasa tinggi. Two Mien nem buru-buru bergegas memasuki kamarnya, lantaran malu dan tidak menyangka kekurangajaran Anggoro membawakan video mesum seperti itu. Tak berapa lama, Anggoro mengikuti langkah Two Kien Nem dan memasuki kamarnya. Di kamar mewah itu, sekali lagi, Two Mien Nem menjadikorban nafsu lelaki. Two Mien Nem saat itu memang tk berdaya, sebab ternyata oleh Anggoro ia dirangsang oleh kekuatan narkoba sehingga menghilangkan kewarasan pikiran Two Mien Nem. Dengan mengasup narkota dan menyaksikan adegan erotis, membuat Two Mien Nem dengan mudah dijadikan korban Anggoro.
                                                                     +++
     Two Mien Nem kembali mengusap air matanya yang deras mengalir. Ia kembali terisak-isak. Peristiwa masa lalunya menekan batinnya. Pikirannya bergolak dan berkecamuk. Kembali ia berusaha mengatupkan kedua matanya. Tepaii, meskipun kedua pelupuk matanya terkatup, tetapi  bayangan masa lalunya terasa menindihnya. Ia gelisah. Resah.Tak tentu arah. Dielusnya kepala anak lelakinya dengan perasaan yang tak menentu. Setelah anaklelakinya tertidur, ia pun turut memejamkan matanya. Setiap ia mengatupkan matanya, bayangan masa lalunya yang membuatnya terpuruk kembali mengusiknya. Dadanya berguncang-guncang menhan kecamuk dan gejolak dalam hatinya.
     "Oalah, ngger, anakku, sungguh malang nasibmu." Two Mien Nem mengeluh sembari mengusap peluh di dahi anak lelakinya, "Jadilah seorang lelaki yang kuat dan tabah ya Nak, hingga kelak kau dapat menyelamatkan dirimu dari kekerasan di luar dirimu. Ibumu memang lemah dan tak sanggup menjaga diri, tetapi kepada siapa aku mesti mengadu? Kepada siapa aku mesti minta perlindungan sedang ayahmu saja tidak jelas siapa orangnya? Maafkan Ibu ya, ngger, anakku, ibu tak bermaksud menelantarkanmu. Keadaanlah yang menggiring kita dalam penderitaan ini."
     Dada Two Mien nem terus berguncang-guncang lantaran beban batin yang menindihnya. Ia tak sadar bahwa ambang fajar telah merekah. Ini berarti bahwa ia telah menangis semalam suntuk. Buru-buru ia mengusap simbahan air matanya ketika terdengar langkah kaki memasuki rumah. Setelah menyisir rambut dengan jemari tangannya, Two Mien nem melangkah menyambut seseorang yang datang. Ia menjumpai pemilik rumah sedang istirah di balai-balai depan rumah kontrakannya.
     "Baru pulang ya Mas?", sapa Two Mien Nem berbasa-basi.
     "Ya, banyak tamu semalaman di lokasi, aku harus lembur sampai pagi. Oh, ya, tadi ada tamu agung yang mencarimu."
    "Siapa mas?"
    "Wakidi."
     Mendengar nama Wakidi, Two Mien Nem melengos. Dadanya kembali naik-turun tak beraturan. Dengan nada ketus Two Mien nem berkata, "untuk apa lelaki brengsek itu mencariku? Tak ada gunanya bagiku!"
     "Ada juga lelaki yang mengaku sebagai Anggoro juga mencarimu."
     Two Mien Nem matanya berkunang-kunang. Nasibnya seperti layang-layang putus benang. Tetapi di dalam hatinya teguh untuk menghindari semua itu. Menghindari urusan dengan lelaki. Yang Ia pikirkan kini hanyalah satu, mengasuh dan mendidik anak lelakinya.
     "Tum," bisikku dekat di telinga Two Mien Nem, "Anak lelakimu kok mirip aku ya? Hitam manis."
     Two Mien nem tak menjawab,hanya mencubit lenganku kuat-kuat. Aku pura-pura mengaduh. Lalu tak lama setelah itu, Two Mien Nem luruh dalam pelukanku. Sebagai satpam, aku harus memberikan pertolongan pada Two Mien nem. Kini kuputuskan untuk menolong Two Mien Nem dan ikit bertanggung jawab bagi masa depan anak lelakinya yang mirip dengan aku. Aku dan Two Mien Nem sepakat meninggalkan lokasisasi itu yang memang akan dibangun lapangan golf. Sebelum nasibku dan nasib Two Mien Nem tergusur sebagai akibat pembangunan, kami berdua sepakat membangun mahligai rumah tangga.

(Cerpen ini pernah dimuat di Sriwijaya Post, Minggu 21 Februari 1993)

10 komentar:

  1. assalamualaikum pakde :)
    awalnya saya penasaran seperti apa cerpen yang di suguhkan oleh seseorang yang lebih dulu saya kenal sebagai seorang penyair
    bicara cerita, merupakan persoalan umum atau barangkali peristiwa yang sudah lazim terjadi pada saat sekarang ini selanjutnya sejak awal mencoba membangun rasa ketertarikan pembaca dengan judul cerpen 'two mien nem' lalu masih juga melanjutkan pembangunan rasa penasaran dengan memulai cerita tidak pada bagian dimana cerita ini bermula dan memang kesan 'happy ending' terlihat pada bagian akhir, tetapi seperti ada sebuah kesenjangan yang membuat saya merasa bagian ini agak hambar :(

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. salam kenal...
    saya tau bapak dari salah seorang teman saya...
    saya tertarik dengan semua tulisan bapak karna saya hobby baca cerita dan jg hobi tulis puisi
    saya ingin belajar banyak dari bapak.
    setelah saya baca cerita bapak diatas sebenarnya ceritanya biasa saja dan umum tapi da satu hal disini yaitu pemilihan judul cerita, karna biasanya orang akan membaca cerita dilihat dari judul terlebih dahulu... ^-^

    BalasHapus
  4. assalamualaikum pak,
    seperti teman yang lain,saya merasa sangat penasaan saat mendengar judul cerpen yang bapak berikan.Dibenak saya ada rasa ingin tau yang begitu besar. setelah membaca cerpen Two Mien Nem menutut saya cerpen bapak sangat bagus dilihat dari pemilihan judul karena membangun rasa penasaran pembaca saat mendengar judulnya. Selain itu pemilihan diksinya juga bagus sehingga dapat mengiring pembaca pada suasana cerpen "Two Mien Nem". cerpen ini banyak mengandung pesan moral kepada pembaca.berarti bapak termasuk orang yang peduli terhadap lingkungan sekitar. tapi saya igin sedikit mengeritik bapak kenapa dalam penulisan ada beberapa kata yang salah pengetikkannya. sebenrnya salah ketik merupakan hal biasa karena manusia ngak ada yang sempurna.

    BalasHapus
  5. Aart S. Jauhari

    ass Pak,
    Saya adalah mahasiswa bapak yang kebetulan memfokuskan diri pada cerpen baik sebagai penulis maupun sebagai kritikus sastra. Pada saat saya datang dan masuk dari kacamata penulis, banyak hal yang membuat saya terkagum pada ranah alur, penokohan dan pemikat (istilah saya sesajennya cerpen)bagi pembaca. Karena pada tahun 1993 penikmat sastra sudah disuguhi dengan bacaan yang memiliki pesan moral dan spiritual yang sempurna yang terdapat dalam cerpen ini. Namun apabila saya menelaah dari kacamata kritikus sastra saya mencoba untuk menelaah lebih dalam dan terfokus kepada tanda dan penanda dalam kesatuan dan keterjalinan makna secara keseluruhan dari struktur cerpen itu sendiri. Saya sangat merasakan betul keberadaan latar cerita yang merupakan penanda yang meliputi Ikon dari negeri tanah pilih atau negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah dari sudut pandang sosial-budaya. Namun disini dengan cermat memahami bahwasannya latar dalam cerpen ini hanya sebagai "tempelan". Mengapa saya mengatakan demikian?
    Karena seyogyanya latar disini diharapkann mampu memberikkan makna yarng bersifat representatif berhubungan dengan sosial-budaya dari kehidupan masyarakat sekitar yang merupakan ikon dari latar kehidupan sebenarnya.
    Kemudian saya sangat menyayangkan kehadiran kembali tokoh Wakidi dan Anggoro dari masa lalunya tokoh Tukinem tidak mampu menghadirkan ending yang bersifat sureprise (kejutan) dengan sempurna sehingga membuat pembaca dengan mudah menebak ending yang akan terjadi. Pemanfaatan ending yang bersifat kejutan dan terputus dengan tiba-tiba akan meninggalkan kesan tersendiri dalam ingatan dan keingintahuan pembaca. Ending yang dihadirkan dalam cerpen ini dengan sebelumnya menghadirkan klimaks yang lemah, namun sebenarnya kuat jika Tokoh Wakidi dan Anggoro memang benar-benar tersadari oleh penulis bahwasannnya tokoh ini adalah indeks dari kesatuan makna dan keterjalinan antar unsur yang ada dalam cerpen ini.
    Hanya ini yang dapat saya berikan sebagai apresiator, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

    BalasHapus
  6. assalamualaikum pakde...
    saya merasa sangat tersanjung mendapat tugas mengomentari cerpen "TWO MIEN NEM", saya yang sebelumnya hanya mengenal pakde lewat puisi, kini semakin mengenal pakde. pakde memang patut diacungi jempol karena sepak terjangnya dalam dunia tulis tak diragukan lagi.
    jujur saat awal pakde menuliskan judul cerpen "TWO MIEN NEM" ini di kelas memancing rasa penasaran saya terhadap jalan ceritanya. saya akui pakde memang hebat dalam memilih judul. saya harap nanti pakde sudi menularkan sedikit jurus2nya dalam memilih judul yang mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. he he he
    kesan saya setelah membaca cerpen ini sangat luar biasa, ini cerita mengenai gadis desa yang lugu dan murni mampu dikemas dengan apik oleh pakde.
    setiap diksi yang digunakan mampu menghidupkan tokoh tuminem seolah pernah ada di dunia ini.
    konflik dan intrik yang memuncak dan terjadi berkali-kali mampu menguras haru dan juga turut merasa hadir dan menyaksikan peristiwa yang dialami tuminem, akhir cerita yang hapi ending menyentak saya, karena pada awalnya saya pikir cerita ini akan berakhir tragis. lewat cerpen ini pula saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, karena cerpen ini banyak menyiratkan pesan moral. cerpen ini mampu pula membuka mata saya untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, saya kagum dengan kepekaan pakde dalam merekam jeritan orang kecil. suatu hari saya juga ingin pandai memotret peristiwa sekitar.
    sebagai orang awam dalam penulisan saya tidak pandai mengkritik. namun, sebagai kesempurnaan karya pakde selanjutnya saya menyarankan agar pakde lebih hati2 dalam mengetik, karena terdapat beberapa kata yang salah pengetikannya.

    terimakasih... wassalam

    BalasHapus
  7. assalam pak,,,,
    Awalnya saya penasaran sekali, sekarang sudah terjawab rasa penasaran saya tentang isi cerpen ini. Dari judul,awalnya memang saya menafsirkan bahwa yang diceritakan dalam TWO MIEN NEM ini adalah tentang gadis desa dan selain itu juga saya sempat menafsirkan bahwa Two Mien Nem ini membahas tentang tentang arti nama seseorang, yakni kata TWO dalam bahasa inggris berarti dua, MIEN merupakan arti dan NEM yang berarti nama. Maka dari itulah saya sampai menafsirkan cerpen ini mengisahkan tentang dua arti nama. Dan setelah membacanya, dugaan saya ternyata salah.
    Rupanya TWO MIEN NEM yang dimaksudkan dalam cerita ini adalah tentang gadis desa yang polos dan malang yang bertransmigrasi ke kota yang tak mendapatkan perlakuan yang baik dari lawan jenisnya. Tapi akhirnya TWO MIEN NEM juga mendapatkan pasangan hidupnya.
    Dan yang menarik adalah alur cerita dalam cerpen ini, karena tidak mudah ditebak oleh pembaca sebelum pembaca menyelesaikan membacanya.

    sekian

    BalasHapus
  8. assalam,,
    Sungguh membangkitkan nafsu (amarah, haru dan nafsu), begitulah rasanya sebagai pemula membaca cerpen ini. Diawali dengan pembukaan yang mempesona yang menunjukkan identitas suatu tempat atau kearifan lokal yang begitu menggoda "Pucuk Dicinta Ramarama" sebuah kawasan prostitusi ilegal yang ada di suatu tempat dan digiring dengan judul yang etnis.
    Kisah yang dihadirkan penulis tampak hidup sekali, seakan kejadian ini nyata adanya, karena mengangkat persoalan yang unik dan disajikan dengan cara yang unik pula seperti nama tokoh TWO MIEN NEM, ANGGORO dan ANGGODO. Kejadian-kejadian yang ada dalam cerpen ini mampu membangkitkan imajinasi yang luas dan dalam suasana yang jelas.
    Penulis secara apik dengan bahasanya sendiri membuat penokohan menjadi kokoh ,dan dapat menghidupkan suasana dengan latar, tempat dan alur yang ingin dihadirkan, serta kejutan-kejutan yang tak diduga lainnya. Kesemuanya, baik penokohan yang kuat, pengisahan yang dahsyat dan bahasa yang digunakan, ditulis dengan unik, dan menarik sehingga menambah daya pikat pembaca dalam cerpen ini.
    salam sastra.

    BalasHapus
  9. asslamualaikum
    saya sangat penasaran sekali dengan cerpen yang bapak tulis dan setelah saya membaca cerpen bapak yang berjudul TWO MIEN NEM pikiran saya langsung tertuju pada realita kehidupan yang terjadi pada saat sekarang orang-orang rela mengorbankan harga diri bahkan nyawanya demi untuk kesenangan duniawi,sungguh sangat memprihatinkan.
    cerita yang dipilih dalam cerpen ini mampu membangkitkan imaji para pembaca untuk melihat betapa kurang beruntungnya nasib saudara-saudara kita di luar sana mereka bekerja untuk memenuhi kebutuha hidup mereka. semoga dengan membaca cerpen ini dapat membuat kita sadar bahwa kita sebagai sesama manusia harus saling berbagi satu sama lain.
    dalam cerpen ini banyak sekali pengetikan yang salah dan saya harap kepada pakde untuk lebih teliti lagi di dalam penulisan kata-kata.

    BalasHapus
  10. assalam..
    Ketika selesai mmbaca cerpen ini, saya merasa tidak asing lagi akn crita sperti ini, mnrut saya pada tahun '90 an crita yg sperti ini blum trkuak k permukaam.nmun pda zman modern skrg ini sya tlah bnyak mnjumapi cerita serupa ketika mnnton sntron atau film. kmbali ke crita seorang Two Mien Nem, say berhrap tidak ad lgi wnita yg dilcehkan khormtan nya dan ditingglkan bgitu sja oleh lelaki. nmun bginilah hidup, dengan sgla prahara, dilema dan tawa. kisah seorang Two Mien Nem bnyak mmbrikan pljaran khusus nya pda saya seorang wnita, Ketegaran dan ketidak putus asaan untuk mmbenah diri dan bangkit dri keterprukan yg dilakukan oleh Two Mien Nem. untuk penulisan cerpen ini, pilihan kata nya bagus. akan ada kekurangan dan klebihan dri setiap cipta karya anak manusia,
    buat pakde, sukses deh..
    Wassalam..

    BalasHapus